Jumat, 30 Desember 2011

Panas Pelarutan Asam Oksalat

Jika sebuah sistem bebas untuk mengubah volumenya terhadap tekanan luar yang tetap, perubahan energi dalamnya tidak lagi sama dengan energi yang diberikan kepada kalor. Energi yang diberikan sebagai kalor diubah menjadi kerja untuk memberikan tekanan balik terhadap lingkungannya, sehingga dU<dq. Kita akan menunjukkan bahwa pada tekanan tetap, kalor yang diberikan sama dengan perubahan dalam sifat termodinamika yang lain dari sistem, yaitu entalpi H (Atkins, 1993 : 44).
Entalpi pelarutan standart merupakan perubahan entalpi standart jika zat itu melarut di dalam pelarut dengan sejumlah tertentu. Entalpi pembatas pelarutan adalah perubahan entalpi standart jika zat melarut dalam pelarut dengan jumlah tak terhingga, sehingga interaksi antara dua ion (atau molekul terlarut untuk zat bukan elektrolit) dapat diabaikan (Atkins, 1999 : 50).
Untuk menentukan perubahan entalpi yang terjadi pada larutan, maka konsentrasi larutannya perlu ditetapkan terlebih dahulu. Panas pelarutan suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi bila 1 mol zat itu dilarutkan ke dalam suatu pelarutan untuk mencapai konsentrasi tertentu. Panas pelarutan tersebut dinamakan panas pelarutan integral atau panas pelarutan total. Panas pelarutan bukan bergantung pada jenis zat yang dilarutkan, jenis pelarut, suhu, dan tekanan, tetapi bergantung pada konsentrasi larutan yang hendak dicapai (Alberty, 1992 : 32).
Ada beberapahal yang harus diperhatikan pada perubahan entalpi :
1. ∆H, ∆E atau q positif, artinya system memperoleh tenaga.
2. W>0   →  kerja dilakukan oleh sistem
W<0 → kerja dilakukan terhadap system (Sukardjo, 1997 : 34).
Panas pelarutan adalah panas yang menyertai reaksi kimia pada pelarutan mol zat solute dalam n mol solvent pada tekanan dan temperature yang sama. Hal ini disebabkan adanya ikatan kimia dari atom-atom. Panas pelarutan dibagi menjadi dua yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan diferensial. Panas pelarutan didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi bila dua zat atau lebih zat murni dalam keadaan standar dicampur pada tekanan dan temperatur tetap untuk membuat larutan (Alberty, 1992 : 35).
Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam pelarut, kalor dapat diserap atau dilepaskan, kalor reaksi bergantung pada konsentrasi larutan akhir. Bila zat terlarut dilarutkan dalam pelarut yang secara kimia sama dan tidak ada komplikasi mengenai ionisasi atau solvasi, kalor pelarutan hampir sama dengan peluluhan. Kalor pelarutan, integral antara 2 kemolalan m1 dan m2 adalah kalor yang menyertai pengenceran tertentu dengan konsentrasi M, yang mengandung 1 mol zat terlarut dengan pelarut murni untuk membuat larutan dengan konsentrasi m2 (Alberty, 1992: 34).
Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan (∆H) negatif, daya larut turun dengan naiknya temperatur. Bila panas pelarutan (∆H) positif, daya larut naik dengan naiknya temperatur. Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas (Sukardjo, 1997 : 142).
Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi dalam larutan jenuhnya ,biasanya dinyatakan dalam banyaknya mol zat terlarut per liter larutan jenuh (Petrucci dan Suminar,1992).
Kelaruta(s) suatu endapan menurut defenisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya (Vogel , 1990).
Larutan jenuh merupakan larutan dimana zat terlarutnya (molekul atau ion) telah maksimum pada suhu tertentu .Untuk zat elektrolit yang sukar larut ,larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai Ksp .Nilai Ksp pada suhu 250 C telah didafatar.Jika larutan mengandung zat terlarutnya melebihi jumlah maksimum kelarutannya pada suhu tertentu , maka dikatakan bahwa larutan telah lewat jenuh(Mulyono,2005).
Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu , tekanan ,konsentrasi bahan – bahan lain dalam larutan itu,dan pada komposisi pelarutnya.
Perubahan kelarutan dengan tekanan tak mempunyai arti penting yang praktis dalam anlisis anorganik kualitatif,karena semua pekerjaan dilakukan dalam bejana terbuka pada tekanan atmosfer ; perubahan yang sedikit dari tekanan atmosfer tak mempunyai pengaruh yang berarti atas kelarutan.Terlebih penting adalah perubahan kelarutan dengan suhu.Umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu ,meskipun dalam beberapa hal yang istimewa (seperti kalium sulfat) terjadi hal yang sebaliknya. Laju kenaikan dengan suhu berbeda-bedadalam beberapa hal sangat kecil sekali dsalam hal-hal lainnya sangat besar (Vogel,1990).


DAFTAR PUSTAKA
Alberty, Robert.A. 1991. Kimia Fisik. Jakarta : Erlangga.
Atkins, Pw. 1999. Kimia Fisika Jilid 1 edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
HAM,Mulyono.2005.Kamus Kimia.Jakarta:Bumi Aksara.
Petrucci ,Ralph H.1992.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta:Erlangga.
Vogel .1990.Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Jakarta:PT Kalman Media Pustaka.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta: Jakarta.

Artikel Lainnya

0 saran:

Posting Komentar